!['UU Anti Muslim' Gegerkan India, 20 Tewas & 189 Terluka](https://akcdn.detik.net.id/visual/2019/12/16/d46b2d89-fe83-437b-a25a-d1998639b49e_169.jpeg?w=360&q=90)
Foto: Demo Menolak UU Anti Muslim di India (AP Photo/Anupam Nath)
Bahkan per hari ini, angka korban tewas mencapai 20 orang. Di mana 189 orang lainnya terluka, dengan 60 korban luka tembak.
Protes terhadap UU ini sebenarnya sudah terjadi selama dua bulan. Pasalnya UU ini dianggap mendiskriminasikan Muslim India.
UU ini memudahkan jalur bagi warga non Muslim dari tiga negara tetangga yakni Bangladesh, Pakistan dan Afganistan, untuk mendapatkan kewarganegaraan di India. Namun hal serupa justru tidak didapat kelompok Muslim.
Kemarin unjuk rasa meluas dan menjadi kerusuhan dua kelompok yakni Hindu dan Muslim. Bahkan bukan hanya batu, massa membawa pedang dan sejumlah senjata lain.
Kelompok Hindu merupakan pendukung Perdana Menteri India Narendra Modi. Ia berasal dari partai nasionalis Hindu, Bharatiya Janata.
Sementara itu, pada konferensi pers Selasa, Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal mengimbau masyarakat untuk menjaga perdamaian. "Apapun masalahnya, selesaikan dengan damai," katanya dikutip dari laman yang sama.
Ibu kota India ini telah menjadi pusat protes terhadap UU Amandemen Kewarganegaraan. Sebelumnya kelompok kontra menilai UU ini anti Muslim dan melanggar ideologi bangsa yakni pluralisme.
Kerusuhan terjadi di tengah-tengah kunjungan Presiden AS Donald Trump. Mantan pengusaha itu melakukan perjalanan perdana ke India, sejak Senin lalu.
![Donald Trump, Narendra Modi, dan Polemik UU Anti Muslim India](https://akcdn.detik.net.id/visual/2020/02/24/bed5d373-c58b-4599-8809-e3f71c280703_169.jpeg?w=360&q=90)
Foto: Kunjungan Trump ke India (AP Photo/Aijaz Rahi)
Pada hari pertama kunjungan, Trump berpidato di hadapan lebih dari seratus ribu orang India yang berkumpul di stadion kriket Motera di Gujarat. Sebelumnya, saat menuju stadion itu dari bandara Ahmedabad, Trump disambut warga yang berbaris di jalan-jalan, sebagaimana dilaporkan BBC.
Dalam kesempatan itu, Trump juga sempat menyampaikan pujian untuk Modi. Menurut Tanvi Madan, analis di Brookings Institution, pujian itu akan mampu mengangkat citra Modi yang sedang berada di bawah kecaman. Ini setelah dirinya terjerat kontroversi karena telah mencabut otonomi Kashmir dan melegalkan undang-undang kewarganegaraan baru yang dianggap anti-Muslim.
"Mr Trump menggambarkan dia sebagai orang yang tenang, pemimpin yang hebat dan seseorang yang bekerja untuk rakyatnya. Mr Modi akan menerima pujian ini dengan gembira," katanya.
Selain itu, Trump juga membahas pembelian helikopter dan peralatan militer AS lainnya senilai US$ 3 miliar yang baru dilakukan India. Selain itu, ada juga kesepakatan lain India dengan Exxon Mobil, di mana India akan mengimpor lebih banyak Liquified Natural Gas (LNG) dari AS.
Sayangnya, lanjut Madan, kedua negara belum membuat kemajuan dalam hubungan dagang mereka dalam kunjungan itu.
Menurut dia, Trump tentu akan dengan senang hati menandatangani kesepakatan yang akan membantu menjembatani defisit perdagangan AS dengan India senilai US$ 25,2 miliar. Namun, melahirkan kesepakatan dagang yang disukai kedua negara nampaknya merupakan hal yang sulit mengingat kedua negara telah terlibat dalam perang tarif yang pelik pada tahun lalu.
Meski begitu, tetap saja kunjungan Trump ke India akan membawa dampak positif bagi kemajuan hubungan dagang mereka.
"Kunjungan itu setidaknya akan mendorong India keluar dari daftar target perdagangan pemerintahan Trump karena negosiasi berlanjut untuk kesepakatan perdagangan," kata Madan. "[Trump tidak bisa diprediksi, tapi] secara garis besar masih patuh dengan naskah saat ini," lanjutnya.
Sumber : cnbcindonesia.com
Komentar
Posting Komentar