Ada apa antara Melemahnya Rupiah dengan Corona?

 
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah pada hari ini. Bahkan, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), Rupiah berada di posisi Rp16.608 per USD.
Menurut Pengamat Ekonomi Indef Bhima Yudhistira, sumber utama pelemahan Rupiah disebabkan adanya aksi jual di bursa saham oleh investor asing. Serta disebabkan oleh 2 sentimen.
Sentimen pertama adalah gagalnya Senat AS menyepakati stimulus USD1,8 triliun untuk antisipasi dampak ekonomi covid-19. Kedua, jumlah pasien yang terinfeksi covid-19 di Indonesia terus meningkat. "Sehingga ada kekhawatiran lockdown dilakukan," katanya.
Sebelumnya, langkah Kongres Amerika Serikat (AS) mandek Minggu 22 Maret 2020 dalam pembahasan paket bantuan ekonomi besar-besaran bernilai USD1,8 triliun bagi sebagian besar warga dan bisnis di Amerika yang sangat terdampak virus corona yang mematikan.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai anjloknya rupiah hingga tembus level Rp16 ribu disebabkan oleh kepanikan pasar global menghadapi virus corona (covid-19).

"Pasar panik akibat coronavirus yang menyebar secara global," kata Ibrahim saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (20/3).

Diketahui, covid-19 kini telah menyebar ke lebih dari 100 negara dan telah merenggut lebih dari 8 ribu jiwa. Kondisi itu memicu kepanikan pasar global.

Kendati demikian, Ibrahim mengungkap fundamental ekonomi Indonesia masih kuat menghadapi level nilai tukar rupiah saat ini. Ia menyebut pelemahan tersebut murni akibat kepanikan pasar yang tidak terpengaruh kebijakan penurunan suku bunga bank sentral.

"Walaupun rupiah ke Rp16.500 per dolar AS, fundamental indonesia masih kuat, ini murni karena panik saja, penurunan suku bunga saat ini kecil pengaruhnya," jelasnya.

Lebih lanjut, ia memprediksi level rupiah saat ini sudah mencapai level kunci, di mana kemungkinan besar akan terus melemah bergantung perkembangan kabar virus corona.

"Ini level kunci, dan akan terus melemah sambil menunggu informasi virus corona," pungkasnya.
Dalam rapat terbatas yang digelar melalui video conference pada 20/3, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyampaikan pesan khusus kepada Bank Indonesia (BI), sebagai garda terdepan penjaga stabilitas rupiah.
"Saya minta BI fokus jaga stabilitas rupiah," kata Jokowi dalam rapat terbatas topik pembahasan kebijakan moneter dan fiskal menghadapi dampak ekonomi pandemi global Covid-19 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Jokowi bahkan meminta otoritas moneter untuk mempercepat pemberlakuan ketentuan penggunaan rekening rupiah di dalam negeri, sebagai salah satu bentuk mitigasi pelemahan mata uang Garuda lebih lanjut.

Sumber:
www.cnbcindonesia.com
economy.okezone.com
www.cnnindonesia.com

Komentar