Presiden Joko Widodo menilai, langkah pemerintah tidak melakukan karantina wilayah atau lockdown dalam menghadapi pandemi virus corona Covid-19 sudah tepat.
Ia menyebut, jika kebijakan lockdown diberlakukan, maka hal itu akan berimbas fatal bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Saya enggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu, mungkin (pertumbuhan ekonomi) bisa minus 17 (persen)," kata Presiden Jokowi saat saat rapat dengan para gubernur di Istana Bogor, Rabu (15/7/2020) dikutip dari Setkab.go.id.
Desakan untuk lockdown diketahui disuarakan sejumlah pihak saat virus corona mulai mewabah di Indonesia pada Maret lalu.
Namun Presiden Jokowi lebih memilih menggunakan skema Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penularan.
Dijelaskan Jokowi, PSBB bersifat membatasi kegiatan di tempat-tempat umum dan fasilitas umum dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak antarorang.
"Artinya, dengan PSBB masyarakat masih bisa beraktivitas tapi memang dibatasi. Masyarakat juga harus membatasi diri, tidak boleh berkumpul dalam skala besar," katanya.
Jokowi mengatakan, saat ini masih ditemukan masyarakat yang berkerumun dan tidak disiplin menggunakan masker.
"Bukan hanya aparat yang mengingatkan untuk disiplin, tapi mengajak masyarakat untuk secara sadar mendisiplinkan diri. Saya masih sering menjumpai masyarakat yang tidak bermasker. Nanti tolong kita semuanya bermasker. Masih bergerombol, berkerumun, hindari itu," tutupnya.
Menurut Presiden Jokowi, akibat tidak lockdown, maka pertubuhan ekonomi Indonesia saat ini masih lebih baik ketimbang negara-negara lain.
Pada kuartal pertama, ekonomi RI masih tumbuh di angka 2,97 persen, meskipun turun dari kisaran lima persen.
Pada kuartal kedua ini, Presiden Jokowi mengaku sudah menerima prediksi bahwa ekonomi akan minus 4,3 persen.
Namun, ia menegaskan, angka itu masih lebih baik ketimbang negara-negara lain yang diprediksi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
"Terakhir yang saya terima dari OECD, Perancis misalnya di angka minus 17,2 persen. Inggris minus 15,4 persen. Jerman minus 11,2 persen. Amerika (Serikat) minus 9,7 persen," kata Presiden Jokowi.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200715204609-4-173056/jokowi-kalau-kemarin-lockdown-ekonomi-ri-bisa-minus-17
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/15/21502781/jokowi-saya-tidak-bisa-bayangin-kalau-dulu-kita-lockdown
Komentar
Posting Komentar