Tentang Organisasi Penggerak, Mas Menteri Nadiem yang Jadi Polemik

Organisasi kemasyarakatan (Ormas) besar di Indonesia mundur teratur dari Program Organisasi Penggerak Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pimpinan Nadiem Makarim. Bagaimana sesungguhnya program besutan Mas Menteri ini?

Dikutip dari situs Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Jumat (24/7/2020), Program Organisasi Penggerak (POP) adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Episode Keempat pada 10 Maret 2020

Menurut Peraturan Sekjen Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020, Program Organisasi Penggerak adalah program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan melibatkan ormas sebagai mitra yang berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

Dalam program itu, Kemendikbud melibatkan sejumlah organisasi masyarakat dan individu yang memiliki kapasitas untuk meningkatkan kualitas para guru melalui berbagai pelatihan.

Kemendikbud mengalokasikan anggaran Rp 595 miliar per tahun untuk membiayai pelatihan atau kegiatan yang diselenggarakan organisasi terpilih

Organisasi yang terpilih dibagi kategori III yakni Gajah, Macan, dan Kijang. Untuk Gajah, dialokasikan anggaran sebesar maksimal Rp 20 miliar per tahun, Macan Rp 5 miliar per tahun dan Kijang Rp 1 miliar per tahun. Namun belakangan, sejumlah organisasi mundur dari program POP itu.

Kemendikbud mendorong hadirnya ribuan Sekolah Penggerak yang mampu mendemonstrasikan kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) terutama dari kepala sekolah beserta guru di dalamnya. Sekolah-sekolah ini akan menjadi penggerak untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

Sampai dengan tanggal 16 Mei 2020, terdapat 324 proposal dari organisasi kemasyarakatan bidang pendidikan yang telah diterima Kemendikbud untuk dilanjutkan prosesnya ke tahap evaluasi oleh tim independen.

Penilainya adalah lembaga independen SMERU Research Institute. Akhirnya, keluarlah 156 ormas yang dinyatakan memenuhi kriteria untuk melaksanakan program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.

Kini, sejumlah ormas mundur dari Program Organisasi Penggerak, yakni Muhammadiyah, LP Ma'arif PBNU, dan Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI). Program Organisasi Penggerak menjadi polemik.

Muhammadiyah merasa kriteria pemilihan organisasi kemasyarakatan yang ditetapkan lolos evaluasi proposal sangat tidak jelas. Penyebabnya, kriteria tidak membedakan antara lembaga CSR yang sepatutnya membantu dana pendidikan dengan organisasi kemasyarakatan yang berhak mendapatkan bantuan dari pemerintah.

PBNU juga merasa ada ketidakjelasan kriteria evaluasi organisasi penggerak yang lolos evaluasi. Adapun PGRI merasa saat ini semua perlu memiliki sense of crisis sesuai instruksi Presiden Jokowi, sehingga anggaran Program Organisasi Penggerak akan lebih bermanfaat untuk membantu siswa, guru honorer, dan penyediaan infrastruktur pendidikan di pelosok.

Hal itu terkait polemik yang terjadi, komisi X DPR RI akan memanggil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam waktu dekat. 

"Kita belum dapat penjelasan detail dari Mendikbud Nadiem, karena itu tahapannya, kita akan mengundang Nadiem dalam rapat kerja komisi X DPR RI, kita ingin minta kejalasan kenapa ada kegaduhan terkait dengan program organisasi penggerak," ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda. 

Adapun ia menyarankan agar Kemendikbud menata ulang kembali program organisasi penggerak tersebut. Sebab, harus ada skema terbaik, agar program penggerak tidak membuat 'gaduh'. Terlebih pasca mundurnya NU, Muhammadiyah, dan PGRI dari program ini. 

Dengan demikian, Nadiem Makarim angkat bicara dan menerima berbagai kritik terhadap POP. Ia pun memutuskan untuk mengevaluasi POP untuk disempurnakan.

Proses evaluasi lanjutan dikatakan akan melibatkan pakar pendidikan dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan lembaga negara.

“Tanpa peran aktif organisasi dengan sejarah perjuangan yang panjang, pencapaian pendidikan kita tidak mungkin sampai pada titik ini. Untuk itu merupakan kehormatan bagi kami untuk bisa berdiskusi dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak demi kesuksesan Program Organisasi Penggerak," kata Nadiem di Jakarta, Jumat (24/7/2020).


Sumber :

https://nasional.kompas.com/read/2020/07/27/15521321/polemik-organisasi-penggerak-kemendikbud-pimpinan-dpr-duga-ada-persoalan

https://www.tribunnews.com/nasional/2020/07/26/polemik-pop-komisi-x-dpr-akan-panggil-nadiem-makarim-ingin-nu-muhammadiyah-pgri-masuk-kembali

https://news.detik.com/berita/d-5106400/tentang-organisasi-penggerak-program-mas-menteri-nadiem-yang-jadi-polemik


Komentar