Jokowi Minta Kesehatan Nomor 1, Anies Tarik Rem Darurat Jakarta PSBB Total!


Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu memimpin Sidang Kabinet Paripurna bertema Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi untuk Penguatan Reformasi Tahun 2021. 


Dalam kesempatan di awal pekan, Senin (7/9) tersebut, Jokowi menyampaikan sejumlah pesan penting. Kepala Negara mengatakan bukan perkara mudah mengatasi masalah kesehatan dan perekonomian secara bersamaan di tengah pandemi Covid-19.

"Yang pertama ini yang perlu saya ingatkan sekali lagi bahwa kunci dari ekonomi kita agar baik adalah kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik." ujar Jokowi.

Artinya, lanjut dia, fokus nomor satu pemerintah adalah kesehatan yang dalam konteks ini penanganan Covid-19. Sebab, eks Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan kuncinya adalah soal kesehatan itu.

Bak gayung bersambut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali memutuskan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang mulai berlaku pada Senin, 14 September 2020.

"Tidak ada banyak pilihan bagi Jakarta, kecuali untuk menarik rem darurat sesegera mungkin," ujar Anies dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal Youtube Pemprov DKI, Rabu (9/9/2020) malam.

Keputusan untuk menerapkan kembali PSBB terpaksa diambil karena mempertimbangkan beberapa hal. Mulai dari angka kematian akibat Covid-19, hingga ketersediaan tempat tidur di ruang isolasi dan ruang ICU yang semakin menipis di Jakarta.

Lantas, sebetulnya seberapa parah kondisi pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Jakarta? 

Per 8 Agustus, jumlah pasien positif corona mencapai 48.393 orang. Bertambah 1.014 orang (2,14%) dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (26 Agustus-8 September), rata-rata pasien baru bertambah 975,21 orang per hari. Melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya yakni 579,71 orang. 

Jakarta kini kembali menjadi provinsi dengan jumlah kasus corona terbanyak di Indonesia. Dengan jumlah pasien positif corona sebanyak 49.397 orang per 9 September. Jakarta menyumbang 24,3% dari keseluruhan pasien di level nasional. 

Peningkatan kasus positif juga tak terlepas dari jumlah tes yang telah dilakukan Pemprov DKI. Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah tes Covid-19 terbanyak dibandingkan provinsi lain.

Selain kasus positif yang terus melonjak, DKI kini mulai kekurangan lahan khusus pemakaman pasien Covid-19. TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur yang ditetapkan menjadi pemakaman khusus Covid-19 hanya menyisakan sekitar 1.100 lubang.

Maka, mulai Senin pekan depan, sejumlah kegiatan masyarakat akan dibatasi dengan kegiatan perkantoran ditiadakan dan semua kegiatan yang berkaitan dengan kerumunan, hingga tempat hiburan ditutup.

Saat PSBB total berlaku, seluruh tempat kegiatan usaha non esensial harus tutup dan melaksanakan mekanisme WFH secara penuh. Hanya ada 11 bidang usaha esensial yang boleh tetap berjalan.

Kegiatan publik dan kegiatan kemasyarakatan juga harus ditunda. Tidak boleh ada kerumunan sama sekali di lingkungan. Bahkan transportasi publik juga kembali dibatasi dengan ketat dan jam operasionalnya. Aturan ganjil-genap pun untuk sementara ditiadakan. 

"Jangan keluar rumah bila tidak terpaksa. Tetap berada di rumah dan jangan keluar dari Jakarta bila tidak ada kebutuhan yang mendesak," tambah Anies.


Sumber :

https://amp.kompas.com/megapolitan/read/2020/09/10/07362751/ini-efek-kebijakan-rem-darurat-dki-jakarta-transportasi-umum-dibatasi

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200910084446-4-185718/jokowi-minta-kesehatan-nomor-1-anies-tarik-rem-darurat-psbb

https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200909133929-20-544417/anies-tarik-rem-darurat-jakarta-psbb-total

Komentar

  1. Mantap. Pemerintah daerah nya tarik rem. Lalu otoritas pemerintah pusatnya di Jakarta. Kalau gak kuat kuat tuh gubernur, bisa jadi apa Jakarta nya heuhhhh.

    BalasHapus

Posting Komentar