1. Penyiksaan para jenderal
Di film itu, ada adegan sadis, para jenderal disiksa. Penyiksaan berupa pemukulan, penyiletan di wajah, penyundutan rokok, ditusuk pagai belati, diinjak, diseret, ditembaki, dan dimasukkan ke lubang buaya.
Indonesianis dari Cornell University, Benedict Anderson, mengungkapkan hasil visum ini dalam artikelnya, 'How did the General Dies?' di jurnal Indonesia edisi April 1987. Merujuk hasil pemeriksaan tim dokter, enam jenderal tewas karena luka tembak, dan Jenderal MT Haryono tewas karena luka tusukan senjata tajam.
Ada pula ancaman pencongkelan mata, meski adegannya tidak digambarkan. "Arit ini arit tumpul, Jenderal. Sekarang mata Jenderal akan menikmati karat," kata orang PKI dalam film itu kepada jenderal yang wajahnya berdarah-darah. Adegan ini ditutup dengan terpejamnya mata jenderal yang ketakutan. Arifin C Noer dikabarkan memang menghindari adegan pencongkelan mata karena tidak masuk akal.
"Di data waktu itu ada, pemotongan alat kelamin, disiksa, itu ada. Karena itu, Mas Arifin menggambarkan ada darah-darah. Tapi Mas Arifin nggak bikin yang pencongkelan mata. Dia bilang, 'Nggak masuk akal. Ngapain bisa sesadis itu kayak dendam banget, kayak dendam pribadi.'," kata Jajang C Noer.
2. DN Aidit merokok
Film berjudul lengkap 'Penumpasan Pengkhianatan G 30S PKI' itu berdurasi 271 menit, ada banyak adegan di dalamnya. Asvi pernah mengomentari penggambaran DN Aidit sebagai pemimpin PKI.
Di film itu, Aidit diperankan oleh Syubah Asa. Dia digambarkan sebagai perokok berat. Namun ternyata Aidit bukan perokok.
"Faktanya, DN Aidit itu bukanlah seorang perokok," kata Asvi.
3. Peta Indonesia
Dalam film tampak pula peta Indonesia dalam adegan di kantor Kostrad, yakni menggambarkan kala Soeharto memimpin operasi pemulihan keamanan. Di situ digambarkan Timor Timur telah masuk Indonesia.
Padahal tahun 1965, latar peristiwa yang digambarkan di film, Timor Timur belum masuk Indonesia. Timor Timur baru menjadi bagian Indonesia pada 1976.
"Mereka (pembuat film) nggak sadar. Ini kan tidak akurat. Hal-hal yang kecil-kecil saja sudah tidak akurat, apalagi soal akurasi penggambaran yang sangat sadis di film itu," tutur sejarawan Asvi Warman Adam.
4. Lokasi
Asvi Warman Adam juga menyoroti perihal penggambaran lokasi. Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dikesankan menjadi sarang PKI dan dekat dengan Lubang Buaya di Pondok Gede. Padahal lokasi Halim dan Lubang Buaya berjauhan, sekitar 14 km pada saat ini.
5. Menyudutkan TNI AU
Menteri Penerangan Letjen TNI Yunus Yosfiah di era Presiden BJ Habibie memutuskan menghentikan penayangan film itu di televisi.
Yang paling terdepan meminta agar film itu tidak ditayangkan lagi di televisi adalah Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Udara Republik Indonesia (PPAURI). Permintaan itu disampaikan PPAURI ke Mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal Saleh Basarah dan diteruskan ke Yunus Yosfiah dan Menteri Pendidikan Yuwono Sudarsono. PPAURI tak berkenan film itu terus diputar karena film itu dirasa menyudutkan mereka.
"Film itu dirasa mendiskreditkan TNI Angkatan Udara," kata Asvi.
Selain itu, sejumlah klaim yang menyebut Indonesia sebagai negara komunis karena tidak berani memutar film G30S/PKI beredar di Instagram.
Berikut narasi dalam akun instagram @alif_lam_mim_212 pada 21 September 2020 tersebut : “Untuk mengetahui bahwa Indonesia itu negara komunis atau negara NKRI itu sangatlah mudah! Caranya cukup putar film G30S/PKI secara nasional. Kalau pemerintah enggak berani, berarti ini sudah negara komunis. Simpel kan caranya.”
Namun, Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa "tidak diputarnya film G30S/PKI secara nasional menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara komunis" itu adalah keliru. Pada 1998, film ini berhenti diputar karena dianggap tidak sesuai dengan semangat reformasi. Sejumlah penelitian dan kesaksian yang telah dipublikasikan pun menyatakan sejumlah adegan dalam film itu tidak sesuai fakta. Pada 2017, Panglima TNI saat itu, Jenderal Gatot Nurmantyo, menginstruksikan jajaran di bawahnya untuk menonton film ini kembali.
Sumber :
https://news.detik.com/berita/d-5189078/seberapa-akurat-film-g30spki-yang-jadi-kontroversi-tiap-tahun
https://cekfakta.tempo.co/fakta/1028/fakta-atau-hoaks-benarkah-tak-diputarnya-film-g30spki-tunjukkan-indonesia-negara-komunis
Komentar
Posting Komentar