Bencana alam akibat siklon tropis Seroja, termasuk banjir, longsor, dan angin kencang yang melanda Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sebagian Nusa Tenggara Barat (NTB) mengakibatkan korban jiwa dan pengungsian evakuasi warga.
Hingga Selasa (6/4/2021) diperoleh kabar bahwa listrik masih padam di Kota Kupang, sinyal internet belum stabil dan tidak merata. Selain itu, terdapat pula antrian di beberapa SPBU dan mesin ATM.
“Listrik masih padam, antrian di beberapa SPBU dan ATM, masih pembersihan pohon tumbang,” sebut Agusto Bunga, warga Kota Kupang, Kecamatan Kota Raja, Kelurahan Airnona, NTT
Meskipun akses jalan mulai dapat dilewati, lanjutnya, namun warga Kota Kupang mulai kesulitan air bersih. “Akses pasar aman, air bersih mulai sulit, karena air PDAM keruh, sinyal ada namun tidak merata, cuaca kembali normal,” tutur Agusto Bunga.
Dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diperoleh informasi terkait korban tewas, evakuasi pengungsian, dan kerugian akibat bencana alam di NTT, meskipun data tersebut masih fluktuatif karena petugas terus bergerak di lapangan.
“Pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji cepat di lapangan. Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati
“Lokasi terdampak di NTT ini ada 10 kabupaten dan 1 kota. Kalau kemarin kami masih fokus Flores Timur, sekarang kami dapat data lebih lengkap wilayah yang memang menjadi rumpun kepulauan di NTT ini," lanjutnya.
Jumlah korban akibat bencana alam di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah. Data terbaru, disampaikan ada 117 orang tewas dan 76 orang hilang.
"Keseluruhan jasad sudah ditemukan 117 orang, hilang 76 orang," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo dalam jumpa pers daring.
Dia merinci korban yang berasal dari delapan daerah di NTT. Berikut rinciannya:
1. Flores Timur tewas 60 orang, hilang 12 orang. Terluka 23 orang
2. Kabupaten Alor meninggal 21 orang, hilang 20 orang. Terluka 25 orang
3. Kabupaten Malaka meninggal 3 orang, hilang nihil.
4. Kota Kupang 1 orang meninggal
5. Kabupaten Lembata meninggal 28 orang, hilang 44 orang. Terluka 98 orang
6. Kabupaten Sabu Raijua meninggal 2 orang
7. Kabupaten Ende meninggal 1 orang
8. Kabupaten Kupang meninggal 1 orang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).
Meski demikian, Pemerintah tidak menetapkan bencana nasional di NTT, "Status darurat bencana nasional itu mana kala pemerintahan di daerah lumpuh sehingga pemerintah pusat harus mengambil alih tanggung jawab untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana. Sejauh ini seluruh kegiatan pemerintahan masih terus berjalan, provinsi, kabupaten/kota masih berjalan, tidak ada satu pun yang lumpuh. Artinya, kegiatan pemerintahan masih berjalan," ujar Doni melalui konferensi pers secara virtual.
"Adapun jumlah pengungsi yang terjadi ini masih dalam batas kemampuan daerah untuk melakukan kegiatan penanganan bencana sehingga pada kesempatan ini kami berpikir tidak perlu ada usulan kepada pemerintah pusat untuk menentukan status bencana nasional, cukup daerah saja yang menentukan status darurat bencana," katanya.
Doni pun menegaskan, pemerintah pusat tetap membantu penanganan bencana di NTT walaupun pemerintah tidak menetapkan darurat bencana nasional di NTT.
"Pemerintah pusat, dalam hal ini BNPB, Kemensos, Kemenkes, Basarnas, TNI-Polri dan kementerian/lembaga dan lainnya, akan optimal memberikan dukungan kepada daerah. Sekali lagi, status bencana nasional tidak perlu ditetapkan," katanya.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan sebelumnya menyatakan akan fokus pada tanggap darurat bencana seiring terjadinya bencana alam di berbagai wilayah Indonesia.
"Untuk sementara kita akan fokus di tanggap darurat, baik terlibat langsung maupun tidak. Penanganan juga akan terus dilakukan sambil kita petakan kekuatan dukungan dari masing-masing kementerian lembaga apa yang bisa kita lakukan," tutur Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Kata Muhadjir, tahap rehabilitasi dan rekonstruksi juga supaya disiapkan segera dan tetap melibatkan kementerian lembaga. Bukan hanya di bawah koordinasi Kemenko PMK, akan tetapi BUMN dan kementerian lembaga lain di luar Kemenko PMK seperti Kementerian PUPR.
Sumber:
https://news.detik.com/berita/d-5522820/korban-tewas-bencana-di-ntt-jadi-117-orang-76-hilang
https://news.detik.com/berita/d-5521343/sstatus-darurat-bencana-nasional-tak-diterapkan-di-ntt-ini-alasannya
https://tirto.id/update-bencana-ntt-kupang-2021-jumlah-korban-evakuasi-terkini-gbQM
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210406082614-20-626378/pengamat-soroti-kegagapan-pemerintah-hadapi-bencana-di-ntt
https://nasional.tempo.co/amp/1449588/7-fakta-seputar-banjir-ntb-dan-ntt-yang-menewaskan-86-jiwa?
Komentar
Posting Komentar