Pengecatan pesawat kepresidenan Indonesia-1 yakni armada Boeing Business Jet (BBJ) 2 di tengah pandemi Covid-19 menjadi sorotan berbagai pihak.
Hal tersebut kali pertama diketahui lewat cuitan mantan anggota Ombudsman Republik Indonesia yang juga pengamat penerbangan, Alvin Lie, melalui akun Twitter-nya.
Alvin menyebut biaya pengecatan pesawat kepresidenan tersebut bisa mencapai Rp 1,4 miliar hingga Rp 2,1 miliar.
Menurut dia, pemerintah seharusnya lebih mementingkan kebutuhan penanganan pandemi daripada mengubah warna pesawat kepresidenan.
"Saat negara sedang hadapi pandemi dan krisis ekonomi, pemerintah seharusnya menunjukkan sense of crisis," kata Alvin.
"Hal-hal yang bukan kebutuhan mendesak perlu ditangguhkan. Anggaran difokuskan pada penggulangan pandemi," ujar dia.
Pemilihan warna merah yang sebelumnya biru menjadi sorotan tersendiri di dunia maya. Netizen riuh dan menyebut perubahan warna itu sebagai langkah pemerintah untuk 'menghapus jejak' dari sebelumnya.
Bagi Alvin, apapun warna yang dipilih tidak jadi masalah. Asalkan proyek itu dilakukan ketika ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik.
Sementara itu, Pengamat Politik Ubedillah Badrun menilai pengecatan pesawat kepresidenan boleh saja dilakukan. Namun begitu, pemerintah juga harus memperhatikan kondisi negara saat ini.
"Tapi memang momentumnya tidak tepat, karena ngecat pesawat di saat krisis itu tidak penting. Jadi rupanya presiden ini saya nggak ngerti ya cara berpikirnya menurut saya perlu dikoreksi lah," kata dia.
Ubedillah mejelaskan, dalam situasi musibah pandemi saat ini, pemerintah seharusnya mengambil langkah-langkah kebijakan secara skala prioritas. Logika ini menjadi sangat penting karena menyangkut tentang prioritas anggaran.
Sebelumnya Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono membenarkan biaya pengecatan pesawat Kepresidenan-1 atau BBJ 2 mencapai Rp 2 miliar. Namun ia tak menyebut pasti berapa nominal uang yang telah dikeluarkan.
Dia juga menyampaikan pengecatan pesawat Kepresidenan-1 sudah direncanakan sejak 2019 untuk perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan RI 2020. Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ.
Namun, kata Heru, pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin pada 2019 lalu. Sehingga, yang dilaksanakan pengecatan terlebih dahulu adalah Heli Super Puma dan pesawat RJ.
Sementara itu Stafsus Menseseng, Faldo Maldini mengungkapkan, pengecatan pesawat ini sudah direncanakan sejak 2019 untuk menyambut hari kemerdekaan ke-75 pada 2020 lalu. Namun, Pesawat BJJ 2 itu baru dilakukan perawatan rutin sesuai rekomendasi pabrik pada 2021.
Dia menampik negara menghambur-hamburkan uang. Anggaran saat ini, kata Faldo, sudah fokus pada pandemi, sesuai dengan aturan dan ketentuan Kementerian Keuangan. "Rencana ini tentunya sudah ada juga di dalam APBN, jadi ya harus dilaksanakan," ucapnya.
Faldo mengungkapkan, tak ada niat politis dalam penggantian warna pesawat. Pemilihan kelir merah putih murni murni sebagai lambang pemersatu dan penyemangat bangsa.
Sebelumnya, Politikus PDIP Arteria Dahlan membela pemerintah atas polemik pengecatan ulang pesawat kepresidenan yang dilakukan Kementerian Sekretariat Kabinet (Setkab).
Anggota Komisi III DPR itu menegaskan bahwa seharusnya tak ada yang salah dengan pengecatan pesawat kepresidenan menjadi warna merah putih.
Kader PDIP itu pun justru menilai Ketua Majelis Tinggi Demokrat yakni SBY yang harusnya dipersalahkan lantaran saat menjabat presiden dia memesan pesawat kepresidenan itu dengan warna biru.
“Warna bendera negara kita kan merah putih, bukan warna biru. Justru kita bertanya, kok dulu tak sejak awal pesawat itu diwarnai merah putih? Lalu apa yang salah dengan warna pesawat kepresidenan jika diubah menjadi merah putih sesuai warna bendera negara kita?,” ujarnya
Terakhir, polemik seperti ini tidak perlu diperpanjang, karena hal ini akan memecah fokus terhadap apa yang seharusnya pemerintah lakukan, yaitu penanganan covid-19. Jika memang pengecatan pesawat tersebut memang benar adanya sudah dianggarkan dari tahun 2019 dan tidak mengganggu dana dalam penanganan Covid-19, tidak masalah untuk melakukan pengecatan pesawat menjadi warna merah putih, apalagi dengan tujuan yang jelas untuk memperingati HUT NKRI. Tetapi perlu diingat, harapan kedepannya semoga pemerintah tidak lagi melakukan hal yang tidak essensial ditengah hiruk-pikuk pandemi Covid-19 ini.
Sumber :
https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/4623615/headline-cat-baru-pesawat-kepresidenan-rp-2-miliar-tuai-polemik-hilangnya-kepekaan-di-tengah-krisis
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/04/14260501/pengecatan-pesawat-kepresidenan-di-tengah-pandemi-covid-19-yang-tuai-polemik?page=all#page2
https://surakarta.suara.com/read/2021/08/04/181349/polemik-berubahnya-warna-pesawat-kepresidenan-dulu-biru-kini-jadi-merah?page=all
Komentar
Posting Komentar