Spirit doll atau boneka arwah ramai diperbincangkan masyarakat Indonesia setelah sebelumnya dipamerkan oleh artis Ivan Gunawan.
Spirit doll adalah boneka yang menyerupai bayi dan diperlakukan layaknya anak dengan diberi makan, berpakaian, dan dirawat setiap hari.
Tak hanya Igun, sejumlah artis lainnya juga diketahui mengadopsi boneka bayi atau spirit doll.
Seniman ventriloquist Ria Enes buka suara terkait fenomena spirit doll yang ramai diadopsi oleh para artis Tanah Air saat ini.
Diketahui Ria Enes bersama boneka Susan adalah karakter yang sangat populer di era 1990 sampai 2000-an.
Ria Enes dan boneka Susan telah menjadi ikon bagi para anak yang bertumbuh di era 1990-an, di mana boneka Susan kerap hadir menghibur lewat dongeng-dongengnya.
Tren memelihara boneka yang jauh sudah dibuat oleh Ria Enes, akhir-akhir ini ramai diikuti oleh para pesohor Tanah Air.
Melihat fenomena tersebut, Ria Enes menduga ada motif bisnis di baliknya.
"Tapi satu hal lagi, itu bisa juga adalah bisnis, terkait dengan profesi, tools yang kita pakai," kata Ria Enes dalam wawancara eksklusif virtual bersama Kompas.com.
Ria Enes menyebut, tujuan para artis itu mungkin bermacam-macam, termasuk untuk mendongkrak karier mereka.
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga ikut menanggapi tren baru yang dinilainya tidak masuk akal ini.
Ketua Komisi Fatwa MUI, KH Hasanuddin AF, mengatakan, merawat spirit doll dengan keyakinan bisa memberikan keberuntungan itu sudah tidak sesuai dengan akidah Islam. Keyakinan terhadap selain Allah SWT yang dapat menyebabkan suatu keberuntungan atau sebaliknya seperti kesialan dan kecelakan, ini sikap yang menyimpang dari akidah Islam.
"Benda-benda apapun kalau kita mempercayai ada sesuatu kekuatan di dalamnya (yang dapat memberi keberuntungan atau kesialan), itu sudah menyimpang (dari akidah Islam)," kata Kiai Hasanuddin kepada Republika, Kamis (6/1)
Ia menerangkan bahwa orang yang meyakini ada kekuatan lain selain Allah SWT yang dapat memberikan keberuntungan atau sebaliknya, orangnya disebut musyrik dan perbuatannya disebut syirik.
Menurutnya, mengadopsi, memberi makan dan minum sebuah boneka adalah perbuatan yang tidak masuk akal. Maka, dia mengimbau masyarakat Muslim khususnya publik figur jangan melakukan perbuatan yang aneh-aneh di masa pandemi Covid-19 ini.
"Masyarakat jangan macam-macam (aneh-aneh), kita harus benar-benar menjaga diri, beribadah, sesuai dengan akidah Islam, dalam kondisi begini, (jangan) macem-macem aneh-aneh tidak produktif," kata Kiai Hasanuddin.
Sebelumnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Sesditjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Fuad Nasar, turut menanggapi spirit doll. Ia mengatakan, spirit doll dan benda apapun yang tidak bernyawa tidak perlu dianggap seolah punya ruh dan tidak layak dipercaya membawa keberuntungan atau sebaliknya.
Ia menerangkan, hobi mengoleksi karya seni dan mainan mirip makhluk hidup tidak ada salahnya, asal tidak berlebihan. "Mempercayai adanya unsur ruh dan kekuatan gaib pada benda bikinan manusia atau benda alam apapun berarti menurunkan nilai kemuliaan manusia, karena bertentangan dengan nilai tauhid sebagai asas keimanan kepada Allah Maha Esa," kata Fuad dilansir dari laman resmi Kemenag.
Sumber:
https://amp.kompas.com/tren/read/2022/01/08/060000665/fenomena-spirit-doll-di-kalangan-artis-sejarah-dan-berapa-harganya-
https://m.republika.co.id/amp/r59unt430
https://amp.kompas.com/hype/read/2022/01/08/124711666/ria-enes-singgung-motif-bisnis-di-balik-tren-spirit-doll-di-kalangan-artis
Komentar
Posting Komentar