Kamu Wajib Tau: Empat Penyebab Perang Antara Rusia dan Ukraina, Bagaimana Nasib Indonesia?


Federasi Rusia melancarkan serangan kepada Ukraina pada Kamis (24/2/2022). Selain serangan militer, ada juga serangan siber dan serangan informasi yang merugikan Ukraina. 


Konflik Rusia dan Ukraina sebetulnya sudah mengakar sejak lama. Perlu diingat bahwa Ukraina merupakan bekas negara Uni Soviet, dan Presiden Rusia Vladimir Putin tampak belum rela bahwa Ukraina telah merdeka. 

Ada pula alasan karena NATO yang ingin ekspansi ke Eropa Timur, termasuk Ukraina yang berbatasan dengan Rusia. Ekspansi NATO ke Ukraina dianggap mengganggu keamanan nasional Rusia.

Berikut adalah tiga rangkuman alasan, kenapa Rusia serang Ukraina

1. Kejayaan Masa Lalu
Presiden Putin berkata Ukraina adalah bagian lama dari Rusia. Ia juga berkata bahwa Rusia telah "dicuri" ketika Uni Soviet runtuh pada 1991. Ia pun menuduh Ukraina sebagai "koloni" AS.

Rusia juga sebetulnya sudah lama mencoba mengintervensi politik di Ukraina, namun sejak Rusia mencaplok Semenanjung Krimea di 2014, perpolitikan di Ukraina cenderung berseberangan dengan Rusia.

2. Masalah Nato
Alasan lain yang dipermasalahkan Rusia adalah NATO. Rusia sejak lama menolak Ukraina bergabung ke dalam NATO. 

Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Jose Tavares, menyatakan bahwa Rusia khawatir jika NATO membawa persenjataan ke perbatasan Ukraina, sehingga kota-kota besar Rusia bisa jadi sasaran yang mudah ditarget. 

Meski demikian, NATO masih buka pintu jika Ukraina ingin bergabung. Di sisi lain, Ukraina pun memang ingin bergabung dengan NATO.

3. Separatisme
Pemerintah Rusia telah lama mendukung gerakan separatis di negara-negara bekas Soviet. Rusia diketahui mendukung separatis di daerah Ossetia Selatan dan Abkhazia, hal itu memicu reaksi keras dari Georgia. Namun, dua daerah itu berhasil dikuasai pengaruh Rusia, meski tak diakui dunia. 

Sebelumnya, Rusia juga mendukung para separatis di Semenanjung Krimea milik Ukraina. Dan baru-baru ini, Putin mengakui kedaulatan daerah Donetsk dan Luhansk.

Vladimir Putin juga mengirim pasukan ke dua daerah itu, meski dunia internasional masih mengakui dua daerah itu sebagai milik Ukraina, sehingga otomatis langkah Putin disamakan dengan membawa pasukan ke Ukraina.


Lalu, apakah perang Rusia- Ukraina berdampak bagi Negara Indonesia?

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eisha M Rachbini, memperkirakan serangan militer Rusia terhadap Ukraina setidaknya bakal memberikan beberapa dampak bagi perekonomian dunia

1. Mengganggu stabilitas perdagangan internasional

Pertumbuhan ekonomi global akan terancam lebih rendah ketimbang prediksi semula lantaran kenaikan harga komoditas.

“Jika konflik berkepanjangan, akan berdampak terhadap global supply chain. Supply chain saat ini telah mengalami hambatan logistik akibat Covid-19 yang memicu kenaikan harga komoditas,” ujar Eisha saat diskusi di Space Twitter seperti dalam rangkuman yang dikutip pada Minggu, 27 Februari 2022.

2. Harga minyak dunia akan melonjak

Harga komoditas yang terimbas konflik geopolitik ini utamanya adalah minyak bumi dan hasil olahan industri pertambangan. Selama ini, Rusia dikenal sebagai produsen terbesar untuk minyak bumi, nikel, alumunium, dan palladium.

Risiko perang akan dapat berdampak pada kenaikan harga minyak bumi yang diperkirakan meningkat mencapai lebih dari US$ 100 per barrel untuk acuan,” katanya. Kenaikan harga acuan minyak dunia mendorong harga bahan bakar minyak (BBM) di Amerika dan Eropa melejit sampai 30 persen.

3. Distribusi bahan baku pangan seperti gandum ke seluruh dunia terhambat

Rusia dan Ukraina merupakan eksporter utama gandum. Tak hanya gandum, produksi pupuk pun akan terpengaruh lantaran Rusia adalah negara produsen kalium karbonat atau potash.

Apabila suplai terhadap berbagai komoditas dan lalu-lintas logistik pengiriman tersendat, Eisha mengatakan negara maju bisa memberikan sanksi pelarangan terhadap komoditas Rusia. “Hal itu pasti akan memperburuk harga komoditas,” katanya.

4. Terganggunya pasar finansial

Amerika, telah memberikan sanksi keuangan kepada perusahaan teknologi Rusia. Sanksi ekonomi ini akan berimbas pada skenario The Fed dalam menaikkan tingkat suku bunga.

Dari keempat dampak tersebut, Indonesia akan turut menerima imbas. Indonesia sebagai negara berkembang akan menghadapi ancaman nilai tukar, fluktuasi indeks harga saham gabungan atau IHSG, dan peningkatan inflasi akibat adanya syok dari pasar komoditas.

“Ini berdampak ke depresiasi nilai tukar rupiah, potensi capital outflow, dan balance of payment (BoP). Di pasar keuangan, juga dapat terdampak pada penyaluran kredit dan kinerja korporasi,” ujar Eisha


Sumber:

- https://images.app.goo.gl/h9g3LZNoh2kY64R98
- https://www.liputan6.com/global/read/4896728/3-alasan-yang-jadi-penyebab-perang-rusia-vs-ukraina
- https://www.detik.com/jateng/berita/d-5958426/pakar-ungkap-sederet-dampak-perang-rusia-ukraina-bagi-indonesia
- https://bisnis.tempo.co/amp/1565309/3-dampak-ekonomi-akibat-perang-rusia-ukraina-nasib-indonesia

Komentar